Friday, August 3, 2007

Fauzi Bowo Bisa Kalah Jika Tetap Pakai Slogan "Betawi"

Marak-maraknya media massa dan elektronik memberitakan pemilihan kepala daerah (Pilkada) baru-baru ini membuat opini-opini bermunculan, khususnya pilkada yang akan dihelatkan oleh Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Pemilihan priode ini mempertemukan antara Adang vs fauzi. Yang menarik dari persaingan ini adalah dari cara kedua kubu dalam mencari simpati warga Ibu kota tersebut. Adang dengan slogannya yang ngetop "ayo benahi Jakarta" terus mengadakan pertemuan-pertemuan. Yang mencuri perhatian adalah senjata andalan Fauzi Bowo dalam berkampanye. Seperti yang ditayangkan Media Elektronik pada beberapa TV swasta di tanah air Fauzi Bowo sangat gencar membawa nama betawi, yang katanya ia warga asli Jakarta. Tak tangung-tanggung, hampir seluruh artis Ibu kota yang "orang Betawi" digaet untuk menjadi bintang dalam kampanyenya. Dalam iklan itu jelas memberitahukan warga bahwa Fauzi Bowo orang betawi, yang paham dan mengerti Betawi. Sekarang mari kita lihat keadaan kota Jakarta sekarang, kondisi, data dan fakta. Memang diakui penduduk asli kota tersebut adalah suku betawi atau melayu Jakarta, akan tetapi itu bukan berarti seluruh warga kota orang Betawi. Semenjak zaman penjajahan tempo dulu kota Sunda Kelapa, Jaya karta itu telah bercampur aduk, orang datang dari berbagai daerah di Nusantara unutk berdagnag disana itu belum termasuk orang asing dan warga keturunan yang berdiam disana. Sekarang jangankan orang betawi asli, orang Riau-pun pandai bahasa betawi. Yang menjadi kekurangan sebenarnya dari kampanye Fauzi Bowo ini adalah bahwa tim suksesnya selalu mengaitkan sang calon dengan embel-embel orang betawi, ia dia memang harus menghormati sukunya, sang pemilik asli Jakarta tersebut namun, ia harus melihat realitas. Dengan terus meningkatnya pendatang di kota Jakarta bisa mengalahkan pertumbuhan orang Betawi asli di kota itu atau bisa dikatakan lebih banyak warga pendatang dari pribumi. Jakarta, kota dagang pasti ramai pendatang. Yang menjadi kepedulian disini apabila Fauzi terus menerus memakai slogan Betawinya, bisa saja Adang mengalahkannya sebab, calon yang satu ini lebih universal dan tidak berbau sukuisme dan etnik. Kita bisa melihat hasil Pemilu 2004 lalu, mengapa Mega-Hasyim kalah?, jika dijawab melalui sudut asal muasal sang calon ya, karena mungkin orang Indonesia sudah bosan dengan Presiden asal Ibu kota atau sudah jemu sama pasangan presiden dari tanah Jawa. Nach terbukti SBY-JK menang, bisa saja orang luar Jawa banyak memilih JK, omong-omong orang tanah Jawa terus yang berkuasa. Hal ini bisa saja menimpa calon Gubernur Fauzi Bowo dan pasangannya.

1 komentar:

Anonymous said...

betol jg tuh, gembar-gembor Betawi tp ketua betawi rembuknya g' diundang kampanye, cam mana tu..!